Maleo senkawor
Maleo Senkawor atau
Maleo, yang dalam nama ilmiahnya
Macrocephalon maleo adalah sejenis
burung gosong berukuran sedang, dengan panjang sekitar 55cm, dan merupakan satu-satunya
burung di dalam genus tunggal
Macrocephalon.
[1][2] Yang unik dari maleo adalah, saat baru menetas anak burung maleo sudah bisa terbang.
[3]
Ukuran telur burung maleo beratnya 240 gram hingga 270 gram per
butirnya, ukuran rata-rata 11 cm, dan perbandingannya sekitar 5 hingga 8
kali lipat dari ukuran
telur ayam.
[4][5] Namun saat ini mulai terancam punah karena
habitat yang semakin sempit dan telur-telurnya yang diambil oleh
manusia. Diperkirakan jumlahnya kurang dari 10.000 ekor saat ini.
[6]
Ciri-Ciri
Burung ini memiliki bulu berwarna hitam, kulit sekitar mata berwarna
kuning, iris mata merah kecoklatan, kaki abu-abu, paruh jingga dan bulu
sisi bawah berwarna merah-muda keputihan. Di atas kepalanya terdapat
tanduk atau jambul keras berwarna hitam.
[1] [7] [8] Jantan dan betina serupa.
[1] Biasanya betina berukuran lebih kecil dan berwarna lebih kelam dibanding burung jantan.
[1]
Maleo Senkawor adalah
monogami spesies.
[1]
Populasi
Tidak semua tempat di Sulawesi bisa ditemukan maleo. Sejauh ini,
ladang peneluran hanya ditemukan di daerah yang memliki sejarah geologi
yang berhubungan dengan lempeng pasifik atau
Australasia.
[1] Populasi burung
endemik Indonesia ini hanya ditemukan di
hutan tropis dataran rendah pulau
Sulawesi seperti di
Gorontalo (
Bone Bolango dan
Pohuwato) dan
Sulawesi Tengah (
Sigi dan
Banggai).
[6] Populasi maleo di
Sulawesi mengalami penurunan sebesar 90% semenjak tahun 1950-an.
[9] Berdasarkan pantauan di Cagar Alam Panua, Gorontalo
[10] dan juga pengamatan di
Tanjung Matop,
Tolitoli,
Sulawesi Tengah,
jumlah populasi dari maleo terus berkurang dari tahun ke tahun karena
dikonsumsi dan juga telur-telur yang terus diburu oleh warga.
[4]
Habitat
Maleo bersarang di daerah pasir yang terbuka, daerah sekitar pantai
gunung berapi dan daerah-daerah yang hangat dari panas bumi untuk
menetaskan telurnya yang berukuran besar, mencapai lima kali lebih besar
dari telur ayam.
[11] [5]
Setelah menetas, anak Maleo menggali jalan keluar dari dalam tanah dan
bersembunyi ke dalam hutan. Berbeda dengan anak unggas pada umumnya yang
pada sayapnya masih berupa bulu-bulu halus, kemampuan sayap pada anak
maleo sudah seperti unggas dewasa, sehingga ia bisa terbang, hal ini
dikarenakan nutrisi yang terkandung di dalam telur maleo lima kali lipat
dari telur biasa, anak maleo harus mencari makan sendiri dan
menghindari hewan pemangsa, seperti
ular, kadal, kucing, babi hutan dan burung elang.
[5] [1]
Makanan
Pakan burung ini terdiri dari aneka biji-bijian, buah, semut, kumbang serta berbagai jenis hewan kecil.
[1]
Ancaman
Berdasarkan dari hilangnya habitat hutan yang terus berlanjut,
tingkat kematian anak burung yang tinggi, populasi yang terus menyusut
serta daerah dimana burung ini ditemukan sangat terbatas, Maleo Senkawor
dievaluasikan sebagai terancam punah di dalam
IUCN Red List.
[12] Spesies ini didaftarkan dalam
CITES Appendice I.
[13]
Predator
Predator yang sering ditemukan pada malam hari adalah
ular,
soa-soa atau biasa disebut
biawak,
kucing,
anjing,
babi, dan
tikus.
[14] Pada siang hari predatornya adalah
elang dan manusia yang sering mengambil telurnya dan menggunakan jerat untuk menangkap satwa maleo.
[14]
0 komentar:
Posting Komentar